Pages

Kamis, 27 November 2008

Semu

Di ujung keperihan
terombang-ambing lesu
nampak pada retakan sebuah cermin
kusam ditelan debu
bayangannya pudar bagai mentari tertutup awan kelabu
coba kutetesi sepercik air
yang terlihat hanyalah rataan keruh
menggenang wujud semu di permukaan madahnya
seakan tiada celah
tuk bisa cerahkan kembali
bayangan semu yang menjelma kelabu

Siapakah aku...???

kala kupandangi langit diwaktu fajar
awan membisikkan padaku,
"jiwaku terselip di balik kebiruannya"

jika aku melirik langit diwaktu terik surya
kehangatan berbisik padaku,
"jasadku berteriak di balik warnanya

ketika kumenatap langit dikala senja
kedamaian melambai padaku,
"anganku tersenyum berbaur mentari sore"

tapi...................
kala sang malam menjelma
bersama kunang-kunang lelap menghampiri
aku enggan membuka mata
siapakah aku???
yang hanya berdiri di saat hari terang
enggan terpuruk dikala hari berubah gelap

sampai saat ini...
sebuah jawaban masih mengambang dalam angan...

Manusia itu...

setapak langkah menggeliat arah
berakar dalam bentangan kesendirian
merangkul beribu misteri aura jiwa
telusuri lorong gelap berdebu
tak hiraukan pukulan benteng-benteng tua yang berjejer di samping raga
manusia itu...
enggan berhenti melangkah
dikibaskannya benda-benda asing yang menyapa
hanya tersenyum miris sesaat
ketika bola matanya terpaku pada paras di hadapannya
entah!!!
senyum penghormatan ataukah senyum kebencian
sesekali ditaklukannya ia
tak tertoleh sedikitpun jua
aneh memang......!!!
seribu tahun di jalani setitik embun membasahi
kehampaan diri tlah terisi
manusia itu...
tlah berani merobohkan kastil rasa
yang menjulang tinggi di jiwa

26 -nov-2008

Minggu, 23 November 2008

Semedi dalam dzikir-Mu

subhanallah walhamdulillah
walahaula walaquata illa billahilaliyiladhim

gerimis kata itu
terucap dari lubuk hati
lantaran keikhlasan
hasrat ingin mengelabuhi pendar cinta
dalam samudra kehausan

sekeras detak nadiku
dalam gema nyanyianMu
istighfar senja meluap
tertatihku melafaldari kialimat dahsyat tercipta
akan terus kuselami lautan kemurahan

hayati yang berdenting
merasuk dalam relung kalbu
yang ingin kubasuhdengan kerlipan telaga mutiara
mencari makna keabadian
yang terselip di balik mimbar suciMu

malam

KALA MENTARI MULAI MERANGKAK

MENINGGALKAN SEBUAH SENYUM MENGGANTUNG

PADA SETIAP DAHAN DEDAUNAN

YANG SETIA MENATAP PANCARAN SINAR

ALAMPUN BERTASBIH

MENGIRINGI PUDARNYA CAHAYA

TERGANTI BERSAMA KETEDUHAN

YANG MENYELINAP DIBALIK AWAN

MALAM..................

DASARMU DISELIMUTI GELAPNYA WARNA

DITABURI BERIBU BINTANG

DIOLESI ANGIN SEPOI BERHEMBUS

DITEMANI BULAN SERTA SINARNYA

SUNGGUH MENAKJUBKAN

BAK HAMPARAN TIKAR HITAM

YANG MENJADI ATAP BAGI DUNIA

MELINDUNGI ISI YANG ADA

MALAM...............

SEBAGAI SAAT BERLABUH HATI

MENGADUKAN KESENDIRIAN DIRI

MERENDAHKAN WAJAH ABDI

MENAMBAH KHUSUKNYA JIWA IMANI

OH............. MAHA SUCI MU,BEGITU SEMPURNA

nyanyian hidup

TAWA..............

DIKALA RASA MENYERUAK RIA

TANGIS............

DIKALA HATI MERANA

BAHAGIA.............

KETIKA DIRI BERGELORA

SEDIH.............

KETIKA JIWA TERPURUK LARA

TERKADANG BERDIRI MEMBUSUNGKAN DADA

SEKALI TERJATUH MELUKISKAN KERAPUHAN

TERUS BERUCAP BUAT MULUT BERBUSA

BISU TERDIAM SAAT SEMUA TERHENTI

INILAH HIDUP.........

BERGARIS KELOK DALAM LAJURNYA

TIADALAH BERARTI

TANPA DIMAKNAI DENGAN PASTI

musyafir cinta

Dunia lenyap.........
kesendirian terselubung dalam ruang

Menembus karatan kegelapan

Menusuk menindih kalbu

Menggores perihku yang terdalam

Berpijak,melangkah,,merengkuh

Terus berlari dan mencari

Sebuah permata diri,yang pernah pergi

Menyibak tabir keangkuhan diri

Hai jiwa .......melayang

Sadarkan jasad ini

Dari hilang berkepanjangan,bersama arus.......

Rindu telah memandikan jiwa

Haus akan cinta nyata

Cinta membuat diri terlena

Dengan cinta semua tumbuh,temukanmu

Hati berguyurkan gelora mutiara

Wahai sang pemilik cinta........

Aku musyafir di jalan cintamu , yang tenggelem

Dalam samudra hitam.menggenggam

Menggenggam berjuta kenistaan

Teteskan aku benih cintamu

Rangkul aku dalam pelukan muliamu

Derei air mata mengiringiku,kini ku hanya

Pasrahkan hidupku

Semua tercurah pada

penguasa cinta sejati,

pencarianku.....

nafasku........

naungku..........

pada Allahku.....

selalu tertenam dalam relung hati....

Gemuruh rindu

Bagai sang hari menanti datangnya fajar
Seperti itulah gambaran diriku
Bunda…
Dalam temaram jiwa teduhku
Suara batin tak hentinya memanggilmu
Kehausan akan kecupan sorga
Terus mengalir di samudra kerinduanku
Hingga ku tak dapat lagi memendung
Hujan tangis dalam jeritan jiwaku
Bunda…
Aku merindukanmu…
Serasa arasiNya tampak gelap pekat
Tanpa percikan sinar kasihmu
Andai kuasa tanganku membalikkan waktu
Dengan sekuat raga ku korbankan segalanya
Namun…
Semua adalah misteri kuasaNya
Sesaat ingin ku koyakkan apa yang terselip dibalik tabirnya
Bunda…
Keyakinanku tak sedikitpun tercelah
Rintihan rindu ini kupasrahkan padaNya
Setiap malam-malam tahajjudku
Syukur dengan mudahnya tersembah
Karena hanya padamu bunda
Aku akan merasa rindu


I love you so much with all my hearth

bila cinta

Tuhan…
Bila cinta adalah anugerahMu
Izinkan aku luluh dihatinya
Dan bila semua atas kehendakMu
Hadirkan sosok ia seutuhnya
Dan tolong…
Bisikan padanya tentang beningnya cintaku ini padanya

puisi adalah citraan hati yang penuh kejujuran

puisiku adalah senandung kalbu
yang lahir di keramaian dan kesunyianku
puisiku adalah persembahan jiwaku pada-Mu
sang pemilik singgahsana hati
bersama agungnya cinta-MU kulalui peerjalanan hidup ini
penuh dengan goresan seketsa indah menemani

pengharapan tertinggi menjulangdi cakrawala
perhatian terbang melayang
sukma diriku tetaplah padam
kesetiaanku tak terbagi untukmu
kesendirianku bersimbah bayangan bersamamu

betapa menisnya kala bersamamu meski hidup ini ketir
betapa agung diriku di pelukanmu walau semua orang murka
betapa bergairah hidup bersamamu meski kehampaan yang bersemayam di jiwa
]
hidup ini penuh dengan perjuangan
karenanya....
aku tetap menjadikanmu pusat tatapan langkah
curahan pikiran dan nafas kehidupankemana ia berhembus
terpisah jiwa darimu....
menjadikanku sepotong raga tanpa jiwa
seonggak tubuh tanpa sukma
seorang musyafir cinta-Nya tanpa arah

bergayut asa menelan bintang pada gugusan langitku
sayup-sayup gemuruh hutan di penggalan malam
sujud simpuhku berartikan langkah
yang kan terlintas wajahmu
tuk selalu kusimpan dalam memori

kini....
jasadku menjauh darimu
seiring suara lekuk layar waktu melepas camar
di perbatasan bernyanyi lagu pengabdian
tapi jiwaku masih tertinggal bersamamu

andai kau tahu.....
kerinduan akan kecupan restumu
selalu menjelma di setiap gemericik air whudu'ku

jiwaku adalah jiwa yang tak mampu menggenggam iman
yang selama ini telah kau tanamkan untukku]
mengarungi samudra ilmu yang penuh godaan dan tantangan

harapku...
semoga engkau slalu menyertaiku
kemana kaki ini melangkah
dan kemana jiwaku berlabuh
doaku slalu mnyertaimu......